Artikel

 
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Bhinneka Tunggal Ika, suatu kalimat yang sudah sangat familiar bagi warga negara Indonesia.  Kalimat yang terpampang pada pita putih yang tercengkeram oleh kaki burung garuda, Seperti yang kita ketahui, kalimat tersebut memiliki makna yang menggambarkan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merupakan satu kesatuan Indonesia.

Bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda tetapi satu, bila ditengok dari asal usul kalimatnya yang tertuang dalam syair kitab sutasoma adalah penggambaran dari dua ajaran atau keyakinan yang berbeda kala itu, namun pada dasarnya memiliki satu kesamaan tujuan.

Kitab Sutasoma digubah oleh Mpu Tantular dalam bentuk kakawin (syair) pada masa puncak kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk (1350 – 1389). Kitab yang berupa lembaran-lembaran lontar ini demikian masyhur dalam khazanah sejarah negeri ini karena pada pupuh ke-139 (bait V) terdapat sebaris kalimat yang kemudian disunting oleh para ‘founding fathers’ republik ini untuk dijadikan motto dalam Garuda Pancasila, lambang Negara RI. Bait yang memuat kalimat tersebut selengkapnya berbunyi:
Hyāng Buddha tanpāhi Çiva rajādeva
Rwāneka dhātu vinuvus vara Buddha Visvā,
Bhimukti rakva ring apan kenā parvvanosĕn,
Mangka ng Jinatvā kalavan Çivatatva tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Terjemahan bebasnya:
Hyang Buddha tiada berbeda dengan Syiwa Mahadewa
Keduanya itu merupakan sesuatu yang satu
Tiada mungkin memisahkan satu dengan lainnya
Karena hyang agama Buddha dan hyang agama Syiwa sesungguhnya tunggal
Keduanya memang hanya satu, tiada dharma (hukum) yang mendua.
Dengan demikian pernyataan bhinneka tunggal ika tersebut sebenarnya merupakan bagian amat kecil dari buah karya Mpu Tantular. Sebagai bagian yang amat kecil, tak ada yang istimewa pada kata tersebut, apa lagi kemuliaan, bahkan arti harfiahnya pun sangatlah sederhana: berbeda itu satu (bhinne = berbeda; ika = itu; tunggal = satu). Lain dari itu, kalimat tersebut pun adalah bagian dari konsep beragama, samasekali jauh hubungannya dengan konsep politik seperti pada pengertian sekarang.
Lebih jauh, kitab itu pun bukanlah kitab keramat atau pantas dikeramatkan. Mpu Tantular tidak memaksudkannya sebagai kitab tempat orang berguru untuk menyelenggarakan pemerintahan di suatu Negara. Kurang-lebihnya ia adalah kitab yang bernuansa Buddha, dan menceritakan sebuah kisah yang diharapkan dapat diteladani oleh umat Buddha. Kisah tersebut adalah mengenai seorang pemuda bernama Raden Sutasoma. Dari nama tokoh utama tersebutlah kitab tersebut mendapatkan judulnya.

Berikut dalah ringkasan tentang Sutasoma:
Sang Buddha menjelma ke dunia sebagai Raden Sutasoma putra raja Mahaketu dari kerajaan Hastina. Putra raja tersebut sangat alim dan taat menjalankan berbagai perintah agama Buddha, dan selalu belajar untuk memperdalam pengetahuan agamanya. Setelah cukup umur, oleh ayahandanya ia diperintahkan untuk menikah, dan selanjutnya menggantikan kedudukan ayahandanya sebagai raja. Akan tetapi titah ayahandanya ia tolak dengan halus. Ia belum ingin menikah ataupun menduduki singgasana Hastina, karena merasa pengetahuannya tentang agama masih terasa amat kurang.
Guna menghindari desakan lebih jauh dari ayahandanya, pada suatu malam Raden Sutasoma dengan diam-diam pergi meninggalkan istana. Tujuannya adalah ke gunung Himalaya, untuk bertapa sambil belajar agama Buddha pada para pertapa yang ditemuinya di sana. Setelah tiba di tujuan, ia mendapat berita dari seorang pertapa bahwa ada seorang raja bernama Purusaha atau Kalmasa, seorang raja penjelmaan raksasa, suka sekali memakan daging manusia.

Adapun mengapa Purusaha suka memakan daging manusia, ceritanya adalah sebagai berikut:
Suatu ketika juru masak raja tersebut kehabisan akal karena persediaan daging untuk makanan raja habis dimakan anjing. Ia telah berusaha keras mencari gantinya, namun tidak berhasil. Karena sangat takut akan murka sang Purusaha, ia terpaksa mengambil daging orang yang belum lama mati, dan memasaknya untuk baginda.

Tatkala baginda bersantap, ia merasa masakan itu sangat nikmat lebih dari masakan-masakan yang dihidangkan juru masak pada waktu-waktu sebelumnya. Maka ia pun memanggil sang juru masak, dan menanyakan apa sebabnya masakan yang ia santap menjadi selezat itu. Juru masak yang ketakutan akhirnya terpaksa berkata terus-terang tentang daging apa yang telah diolahnya di dapur istana.
Baginda ternyata tidak marah, bahkan memerintahkan untuk memasak daging-daging manusia lainnya, karena ia sangat menyukai daging jenis itu. Bertahun-tahun kebiasaan Purusaha berlangsung, bertahun-tahun pula rakyat baginda bermatian di dapur sang raja untuk memuaskan kerakusannya. Akibatnya penduduk negeri baginda tinggal sedikit karena habis dilalap raja atau mengungsi ke negeri lain yang rajanya tidak doyan makan orang.

Pada waktu Raden Sutasoma bertemu dengan pertapa itu, Purusaha atau Kalmasa sedang sakit, dan tinggal di sebuah hutan sebagai seorang raksasa. Ia berjanji jika sakitnya kelak sembuh, maka ia akan melakukan kurban seratus orang raja untuk dipersembahkan kepada dewa Kala.
Pertapa yang bercerita itu mohon kepada Raden Sutasoma untuk membunuh raksasa tadi. Tetapi Raden Sutasoma menolak permohonan itu.

Maka sang Sutasoma pun pergi dari tempat pertapa itu untuk melanjutkan perjalanan berkelana untuk berguru kepada pertapa-pertapa lain. Dalam perjalanan ini ternyata ia bertemu dengan seorang raksasa berkepala gajah. Raksasa itu mengancam akan membunuh Raden Sutasoma. Tetapi berkat kearifan dan ilmu yang dimilikinya sang pangeran dapat menundukkan raksasa tersebut dan memberinya pelajaran tentang agama Buddha. Setelah itu keduanya lalu melanjutkan perjalanan bersama.

Dalam perjalanan itu berselang beberapa waktu kemudian Raden Sutasoma melihat seekor harimau hendak menerkam anaknya sendiri. Sang pangeran segera mendapatkan harimau tersebut dan menasehati agar sang harimau mengurungkan niatnya. Karena harimau tersebut bersikeras hendak melaksanakan niatnya maka Sutasoma menawarkan dirinya menjadi mangsa sang harimau agar anak harimau tersebut terhindar dari maut. Tawaran tersebut diterima sang harimau, dan ia pun menerkam sang pangeran.

Tewasnya Raden Sutasoma membuat harimau tersebut menyesal dan amat masygul akan tindakannya. Saat itu datanglah dewa Indra ke tempat terjadinya peristiwa itu dan sang pangeran dihidupkan kembali. Harimau lantas menyerahkan diri kepada sang pangeran, bahkan menyatakan diri bersedia menjadi muridnya.

Dari sini Sutasoma melanjutkan perjalanannya kembali dan akhirnya bertapa di gunung Himalaya. Setelah masa bertapa selesai, ia pun kembali ke istana ayahnya di Hastinapura. Belum lama kemudian datanglah ke negeri itu para raksasa pengikut raja Purusada untuk meminta perlindungan. Mereka menghaturkan sembah pada Raden Sutasoma dan menyatakan bahwa mereka baru saja mengalami kekalahan dalam perang melawan raja Dasabahu. Tatkala raja Dasaahu mengetahui bahwa Sutasoma memberikan perlindungan kepada musuh-musuhnya, ia menjadi sangat marah. Tetapi manakala akhirnya ia mengetahui bahwa ia dan keluarga kerajaan Hastina masih memiliki hubungan keluarga, maka kemarahannya pun reda bahkan ia bersedia menikahkan adik perempuannya dengan Raden Sutasoma. Tak lama setelah menikah lalu sang pangeran dinobatkan oleh ayahandanya menjadi raja Hastina. Sejak itu duduklah Raden Sutasoma di atas tahta kerajaan Hastina.

Sementara itu, raja Purusada telah sembuh dari sakitnya. Ia menepati janjinya dengan menangkap seratus orang raja untuk dipersembahkan sebagai kurban kepada dewa Kala. Tetapi dewa Kala menolak persembahan tersebut, dan mengatakan bahwa ia ingin memakan daging Sutasoma raja Hastina. Mendengar itu raja Purusada pun pergi ke Hastina dan menghadap Sutasoma, lalu menceritakan apa yang telah ia lakukan dan apa pula niat dewa Kala. Sutasoma tidak berkeberatan dengan ajukan Purusada untuk menghadap dewa Kala. Kepadanya Sutasoma berkata bahwa ia bersedia menjadi mangsa dewa Kala asalkan ia membebaskan seratus orang raja yang telah diserahkan oleh Purusada padanya dibebaskan.

Mendengar ucapan Sutasoma itu raja Purusada terperanjat. Tak ia sangka Sutasoma demikian rendah hati dan rela menebus segala kejahatan yang ia lakukan. Ia merasa bersalah dan berdosa atas tindakan-tindakannya, lalu bertobat dan sejak itu tidak lagi memakan daging manusia.
Selanjutnya Sutasoma kembali ke kerajaan, dan memerintah Hastina yang menjadi kerajaan aman dan sentosa hingga akhir hayatnya.

                Itulah gambaran tentang Sutasoma yang meng-influence Mpu Tantular untuk menulis Kakawin Sutasoma. Mpu Tantular sebagai pencetus kalimat yang tertuang itu tentunya memahami benar arti dan makna yang tersimpan di dalamnya. Walaupun kalimat itu merupakan bentuk pernyataan beliau dari suatu keadaan yang sedang dialami, namun kenyataannya dapat diterapkan dan diterima hingga saat sekarang ini. Dan memang seperti itulah seorang yang populis, berani menyampaikan sesuatu yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya dan menyampaikan dengan bahasa yang populer, yaitu bahasa yang bisa diterima saat itu, saat ini dan suatu saat yang akan datang.

Sangat beragam juga bila kita dapat mengartikan bhinneka tunggal ika dalam perwujudan sehari-hari. Apa saja yang bisa diartikan dengan bhinneka tunggal ika pada kenyataan yang sering kita temui?

Matahari dan bulan itu berbeda akan tetapi saling menerangi bumi, siang dan malam itu berbeda tetapi saling melengkapi hari, laki-laki dan perempuan beda tapi saling mengisi dalam kehidupan, salah dan benar, baik dan buruk yang Tuhan ciptakan tentu tidak dapat disangkal, lalu mengapa Tuhan ciptakan itu semua? Apabila perbedaan itu seharusnya tidak perlu ada, apakah kemudian kita berpikir bagaimana sebaiknya Tuhan?

Mengakui perbedaan terkadang terasa sulit seperti halnya mengakui kebenaran orang lain daripada melihat sisi salahnya.

                Tangan dan kaki, telinga dan mata, yang kanan dan kiri memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda tetapi saling menyempurnakan bentuk manusia itu secara utuh. Ketika dalam satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya masing-masing memiliki perbedaan pendapat apakah itu tidak boleh? dan apabila si anak memiliki keinginan yang bertentangan dengan orang tuanya apakah kemudian menjadikan terputusnya hubungan darah?
Kemudian apabila alam semesta yang beraneka ragam ini tercipta karena adanya hubungan Tuhan dengan ciptaan-Nya, apakah akan menjadikan putusnya hubungan, apabila ciptaan tidak mengakui penciptanya?

Perbedaan adalah kenyataan yang tidak bisa terelakan lagi, mulai dalam diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara atau dunia.

Jika kita perhatikan malam yang digantikan siang, ini berjalan selaras tidak saling mendahului tentu terasa sempurna hari yang terlewati, oleh karena keselarasan itu maka dalam pertemuan malam dengan siang terlahir fajar yang indah, begitu pula siang yang digantikan malam tercipta senja yang penuh misteri, hal itu terwujud karena adanya keselarasan alam yang berbeda tetapi bersatu menciptakan hari.

Para pendiri bangsa Indonesia terdahulu tentu memiliki harapan yang sangat besar dengan menjadikan kalimat " Bhinneka Tunggal Ika " ini sebagai simbolis Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan memahami arti dan makna yang terkandung didalamnya serta dengan mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari diri sendiri, berharap bangsa ini berjalan dengan selaras dan tumbuh menjadi bangsa yang besar.

Seperti yang kita ketahui, lihat, dan rasakan Indonesia memiliki aneka ragam suku, bangsa, agama, maupun kelompok/golongan. Karenanya, semboyan ini memiliki makna tersendiri bagi kelangsungan bangsa Indonesia, yaitu untuk mengenyahkan segala perbedaan dan keberagaman yang ada dan mengubahnya untuk menjadikan kita semua satu, yaitu Indonesia.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu. Ada beberapa pertanyaan yang menyangkut Bhinneka Tunggal Ika, Apakah Bhinneka Tunggal Ika itu masih ada?

Bagaimana tidak, dari kehidupan sehari-hari yang kita jalani maupun berita dari media masa kita disuguhi oleh berita akan tindakan yang kurang menyenangkan. Di kehidupan sehari-hari, contohnya saja di komunitas. Masih banyak dari kita yang kurang dapat menerima perbedaan antar komunitas. Kemudian, pemberitaan di media masa banyak perang antar suku, kelompok, dan juga agama.

Bukankah kita semua tahu bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan, jadi untuk apa merasa ini salah ini benar. Terlebih, ini menyangkut kepercayaan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak.

Dari beberapa contoh yang ada di atas dan juga observasi yang kami lakukan di kehidupan sehari hari, kami menyimpulkan bahwa selama ini bhineka tunggal ika merupakan semboyan belaka, tanpa implementasi di dunia nyata. Ya, meskipun mungkin tidak semua berlaku demikian, tetapi sebagian besar dari kita belum paham betul akan makna Bhinneka Tunggal Ika sendiri.

Kenapa kita hidup di era, pihak mayoritas lah yang berhak mengatur keadilan . Menjustifikasi kebenaran dan kesalahan? Apakah kelompok minoritas, walaupun tidak melakukan tindakan kejahatan, tetap bisa dicap salah? ada apa dengan cara pikir kita ?

                Bukankah salah dan benar ditentukan oleh tindakan kita? apapun aliran atau agamanya? Mengapa kita gampang sekali terprovokasi, mengapa kita gampang sekali mengikuti sikap emosi? mengapa? mengapa? begitu banyak pertanyaan ini terbelengu dalam hati yang dipenuhi kegundahan.
Mengapa bila ada seseorang / kelompok yang tak sesuai dengan pandangan mayoritas, lalu dengan gampang kita cap " kelompok anti demokrasi!" , apakah definisi demokrasi yang kita pahami?

Inikah karakter bangsa kita? inikah maksud dari Bhineka tunggal ika?

Ada apa dengan perkembangan prilaku masyarakat? Negara ini memiliki pejabat yang tak bermoral, lalu apakah menjadi lebih baik bila memiliki masyarakat yang tak mengerti prinsip kehidupan sosial yang baik? tampaknya otoriterian bukan ciri-ciri penguasa saja, nampaknya masyarakat pun mengalami gejala tersebut, namun karena marginal, maka menjadi dominasi. Masyarakat yang dominasi lah yang benar, lalu dimana posisi kaum minoritas? apa mereka bukan bagian dari bangsa ini?.

Bhineka tunggal ika mengajarkan kita untuk bersatu, tanpa memandang perbedaan, lalu apa kita telah menjalankan ini? melihat perkembangan yang terjadi saat ini nampaknya/ dengan berat hati kita belum memahami falsafah ini.

Bisakah kita menyalahkan pemerintah dalam hal ini? mengkambing hitamkan pemerintah? " ya karena mereka tidak memberikan teladan maka kitapun akan melakukan yang sama! , bukankah artinya bila kita mencontoh tindakan pemerintah, maka suatu saat bila ada pergantian generasi dalam pemerintahan,maka bangsa ini akan terjebak dalam lubang yang sama?

Kawan-Kawan, kita harus merubah paradigma kita tentang kehidupan sosial, kita bisa merubahnya dari diri sendiri, lalu mulai menyebarkan paradigma ini ke masyarakat luas. Bumi pertiwi akan atau saat ini menangis karena melihat harapan yang mulai menjauh. Tindakan anarkis, menjustifikasi keadilan dengan tindakan semaunya.

Memang hukum dinegara ini belum mencapai yang kita harapkan, namun bukan berarti hukum kehidupan sosialpun kita singkirkan, bukankah norma-norma kehidupan sosial juga telah ada sebelum negara ini terbentuk?

Kawan-Kawan, mulailah kita jalankan kehidupan sosial yang baik sebagai masyarakat. Semua dimulai dengan kemauan kita, untuk berani berkaca, untuk mulai mengubahnya. Tidakah senang jika kalian melihat anjing dang kucing bergandengan tangan?

Selamat berfikir..salam merah..
 
ATAU
Kebodohan – Pembodohan Kontra Kecerdasan – Pencerdasan

Sesuatu ( segera gunakan kata ini sesering mungkin agar tidak segera dipatenkan  / syahrani ) yang masih samar-samar sedikit mengundang ketakutan akan akibat di belakang, semacam klausa negative yang mengekor pada induk kalimat.

Kebodohan dan pembodohan adalah paparan panjang yang menjadi suguhan utama di meja kita oleh tuan rumah yang bernama media mainstream, petinggi negara maupun pemuka-pemuka apapun bahkan agama jika mau dan berani mengakuinya, karena dosa adalah pembodohan yang menjadi pembatas kecerdasan.

Masyarakat di giring pada labirin pembahasan teknis, sehingga mengacu pada pencucian otak ala kopasus., otak di giring pada sebuah tujuan yang sudah di tentukan. Sedangkan para cerdik disingkirkan dengan menjadikan mereka sebagai antagonis dan ironisnya berhasil.

Nah maka “Atau” adalah hal yang paling konkret di tahun yang akan datang, sebuah pertanyaan besar mengenai apakah kita akan mengalah pada lelah, terjebak dalam protagonist – antagonistic peran, ataukah kita akan tetap pada rel pencerdasan menuju pencerahan dengan resiko cuci otak.

Selamat berfikir, Selamat menyambut tahun baru 2012

Hidup ATAU

 
Senioritas melumpuhkan Pangkal Kemajuan Bermusik

“Senior tidur dan tak ada yang berani ganggu dia, oh takutnya… kami takut sekali..” hehe.. jadi ingat lagunya Sinchan.
Kenapa senior ditakuti? (dan) Kenapa senioritas juga sama sekali tidak disukai oleh junior? Oke… ikuti yang satu ini…
Dalam band pun, banyak sekali terjadi senioritas… hal ini dapat dilihat dari sesepuh-sesepuh kita, tentu saja dari berbagai jenis band yang terlalu berkuasa di dunia mereka masing-masing.  Mulai dari golongan Pop, Poprock, jazz, Rock, Punk, maupun Metal, masih saja ditemui senioritas.
Bagaimana wujud senioritas tersebut?
Yaitu dengan terlihatnya kekuasaan yang berlebih, sehingga tidak memberikan ruang gerak bagi para penatang baru. Para pendatang baru-pun merasa  minder dan justruu mereka tidak bias berkembang baik karena hal itu.
Motivasi untuk bermusik tentu saja kendor. Sehingga inspirasi untuk menciptakan karya-karya besar terbentur oleh teori senioritas. Adanya ruang-ruang pembeda antar senior-junior adalah titik pemecah dalam suatu dunia music. Para jumior tak paham akan seniornya, dan seniorpun tak mau tahu dengan juniornya.
Seharusnya alur perkembangan music tak seperti ini, karena selain adanya perpecahan, tentu saja tak ada perkembangan dan tak ada penciptaan music yang spektakuler.
“Hapuskan Senioritas” adalah salah satu langkah awal untuk pembenahan scenario dalam dunia music. Harapannya, dengan tanpa adanya pembedaan ruang senior dan junior. Semua pemusik dapat menyatu. Saling berbagi inspirasi dan pengalaman. Alhasil dengan berbagai carupan music yang berbeda akan memunculkan suatu karya music yang pantas diacungi seribu jempol, hehehe
Kesadaran akan perunahan yang signifikan ini mulailah dari pembenahan diri sendiri. Awal perubahan ini mengantarkan kita semua dalam alur yang beriringan dan membawa ke tahta bermusik yang tak terkalahkan. Tentu saja semuanya untuk para pecinta music di kota Temanggung tercinta.

 
Komunikasi bukan Provokasi

Berawal dari obrolan, suara dari mulut kawan-kawan atas apa yang terjadi pada sebuah komunitas music yang ada di kota tembakau (Temanggung) tercinta ini, khususnya pada scene Death Metal yang saat ini sedang mendapatkan sebuah tekanan dari scene lain di kota ini dan sepertinya kurang etis kalau saya sebutkan disini. Mungkin lebih tepatnya sedang terjadi konflik diantara scene ini. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada  scene-scene music di Temanggung yang ada pada saat ini, khususnya pada scene yang sedang mengalami ketidakharmonisan, hal ini membuat saya tergerak untuk ikut sedikit angkat bicara (pada sebuah koridor)“in my opinion”.
Hemmhhh… saya jadi agak miris saat mendengar ada sebuah scene music yang mengklaim bahwa komunitasnya lebih senior dan dengan seenaknya men-judge bahwa scene lain adalah scene beraliran sesat, music sampah, music tak beragama dan dengan segala pernyataannya mereka mulai melakukan propaganda untuk memboikot scene yang mereka anggap kontra dan tidak sejalan dengan scene yang mereka bangun.
Mungkin ada baiknya juga kalau saya sebutkan saja scene tersebut, supaya tidak terjadi polemic dan misunderstanding   sehingga menjadikan pertanyaan besar di benak para pembaca zine ini, yach..scene yang saya maksud adalah “family Metal Temanggung”. Mohon maaf jika ada yang kuranga nyaman dengan penyebutan nama komunitas music ini. Sebuah pertanyaan yang menyeruak dalam benak saya, adalah mengenai apa yang sebenarnya memberikan motivasi orang untuk membangun komunitas music? Menurut saya, scene dibangun atas dasar untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus untuk menunjukkan eksistensi bahwa kalian itu ada. Bukan sebagai mmedia untuk menjatuhkan scene lain, yang sama-sama bertujuan untuk berkarya dan mempunyai misi yang sama yaitu untuk memajukan scene music di Temanggung pada khususnya dan meramaikan kancah music di tanah air tercinta, pada umumnya. Mungkin ada baiknya berpositive thinking dan tinggalkan sejenak ego kalian yang sedang berseteru untuk membuka forum yang lebih elegant untuk sejenak meluangkan waktu duduk sejajar dan mengclearkan polemic yang sedang terjadi diantara komunitas kalian. Ini adalah scene music bung, bukan gangster kaum bar-bar yang dibangun untuk saling menghancurkan dan bukan gang motor, bukan?
Rasanya terlalu sempit pemikiran kalian dan sangat ironis jika orang yang beredukasi menggunakan senioritas yang menjadikan kalian membusungkan dada dan menganggap scene music lainnya adalah pecundang. Perlu ditekankan sekali lagi bahwa disini tidak ada diskriminasi antara senior dan junior, tidak ada artis dan penggemar, kita berdiri setara, dan menurut saya, senioritas adalah TAI!
Ngapain juga sihsalling menjatuhkanantar scene, bukankah disini kita sama-sama berkarya? Atau jangan-jangan ada yang merasa dirugikan atas dibangunnya scene baru lainnya, yang pada perkembangannya  terlihat lebih eksis dibandingkan dengan scene yang lebih dulu kalian bangun? Berkompetisilah secara elegant bung, jangan gunakan cara-cara yang tidak mendidik jika persaingan itu perlu, hehe…
Jika kita berbicara mengenai frame karya, tentu tidak ada pembatasan yang member sebuah ujung dan pangkal. Apalagi menurut saya, tidak baikjuga jika karya seni harus dibatasi dan harus terpatok pada pakem-pakem tertentu, yang ada hanya akan terjadi pengekangan dan pembatasan yang akhirnya akan berujung pada pengkebirian dalam berkreatifitasserta akan memandulkan sebuah scene music yang akan menenggelamkan scene kalian sendiri. Yups, kematian hanya karena sebuah ego berlebihan dan kecemburuan, ironis bukan?
Sekali lagi, mohon maaf bung, jika pernyataan saya sedikit provokatif atau apalah, yang jelas, saya tidak bermaksud menjatuhkan scene music manapun, dan jika ada yang merasa kurang nyaman dengan statement-statement saya, mungkin ada baiknya kita bangun komunikasi antar scene yang bertujuan untuk memajukan scene music di kota tercinta ini… cheerrrsssssss….
 
ZINE ITU APA SIH??

“Membutuhkan waktu berjam-jam untuk  menulis, menggambar, melay-out, menggunting, mencari-cari artikel, dan lain sebagainya. Adalah jam-jam yang tidak digunakan untuk sekedar dihabiskan di depan televisi, di habiskan untuk mengulik hand phone atau untuk berbagai hal lainnya yang sering digunakan untuk membunuh waktu luang oleh .”

Zine adalah salah satu bentuk publikasi yang diterbitkan dan dipublikasikan sendiri oleh pembuatnya, zine di buat bukan untuk uang, namun untuk cinta. Cinta untuk berekspresi, cinta untuk berbagi, cinta untuk berkomunikasi. Dan sebagai salah satu bentuk protes terhadap sebuah budaya dan lingkungan yang menawarkan terlalu sedikitnya penghargaan atas hal-hal tersebut, zine di buat juga dari sebuah kemarahan. Tidak ada batasan dalam sebuah zine kecuali batasan yang dibuat oleh mereka yang membuatnya. Para pembuat zine dapat menentukan zine seperti apa yang akan mereka buat. Zine adalah sebuah publikasi yang otonom dan nonkomersial. Para pembuat zine menggunakan setiap kemungkinan yang dimiliki untuk memproduksi sebuah zine. Melupakan semua prasyarat baku tentang sebuah media yang hanya menghambat produktifitas dan kreatifitas.

Sebuah zine dapat berupa hasil fotokopi atau dicetak dengan mesin cetak hitam putih atau berwarna, ditulis tangan, diketik dengan mesin ketik, ataupun menggunakan komputer. Zine dapat berbentuk kecil atau besar, memuat gambar dan tulisan, atau cukup salah satunya di layout menggunakan computer, atau cukup menggunakan gunting, lem, pena dan kertas bekas, dikerjakan sendirian, atau bersama teman-teman. Berisi catatan-catatan, ide-ide, atau topik apapun yang diinginkan pembuatnya, cukup di distribusikan dengan teman-teman terdekat, didalam lingkar komunitas, ataupun didistribusikan secara luas, di bagikan secara gratis, atau di barter.

Zine adalah sesuatu yang sederhana dan menyenangkan. Sesuatu yang dapat dikerjakan oleh semua orang. Sesuatu yang memberikan ruang bebas bagi setiap ekspresi dan imajinasi. Dalam zine pembuatnya dapat tampil menjadi sosok yang berbeda dari apa yang biasa orang kenal. Seorang laki-laki dapat tampil menjadi perempuan dengan membicarakan banyak hal tentang perempuan, menggunakan nama yang identik dengan nama perempuan. Atau juga dapat tampil menjadi seorang anak kecil, dengan semua keluguannya, dialek cedalnya, dan dunia anak-anaknya. Zine juga memberi jalan alternatif bagi kebuntuan dari komunikasi dan interaksi, melawan setiap aleniasi yang hadir dalam masyarakat tontonan saat ini.

Zine akan menjadi nyata saat kita menjalaninya. Kita akan merasakannya, membawanya kemana pun kita pergi, membacanya di tempat mana pun yang kita ingini, memberikannya di berbagai event yang kita kunjungi.  Zine akan selalu ada selama media massa (mainstream) masih ada . Sebuah zine mati, ribuan zine bakalan lahir.
Sejarah zine
Sebenarnya kata zine berasal dari kata fanzine yang merupakan singkatan dari fan magazine untuk membedakannya dari majalah komersial, atau magazine dan fanzine. Sebelumnya orang-orang menuliskan kata zine menggunakan apostrophe (’zine) untuk menunjukkan bahwa “fan” telah ditinggalkan, tetapi terus berevolusi menjadi sesuatu yang berbeda dari fanzine, apostrophe-nya dihilangkan. Sekarang hanya disebut “zine”.
Di awalnya kelahiranya, zine tidaklah berbicara masalah-masalah politik, budaya, ataupun musik, tetapi berbicara soal tema-tema fiksi ilmiah. Zine lahir pertama kalinya di antara para penggemar fiksi ilmiah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kepandaian di atas rata-rata, namun kemampuan untuk bersosialisasinya di bawah rata-rata. Menemukan dunia fiksi ilmiah sebagai pelarian dari realita yang menolak mereka.

Fanzine fiksi ilmiah pertama adalah The Comet, lahir ditahun 1930, diterbitkan oleh the Science Correspondence Club di Chicago yang di editori oleh Raymond A. Palmer dan Walter Dennis. Ini kemudian mendorong lahirnya bentuk-bentuk zine baru dari komunitas fiksi ilmiah. Di akhir 1930-an, komunitas fiksi ilmiah mulai banyak berdiskusi tentang komik. Hal ini mendorong kelahiran zine komik pertama, The Comic Collector's News yang dibuat Malcolm Willits dan Jim Bradley, pada Oktober 1947. Lalu di awal 1960-an muncul zine jenis baru lagi dari komunitas fiksi ilmiah yaitu zine film horror yang pertama dibuat oleh Tom Reamy, yaitu Trumpet (San Fransisco).

Di pertengahan 1960-an, banyak penggemar fiksi ilmiah dan komik ternyata menemukan kesamaan interest pada musik rock dan kemudian melahirkan zine musik rock seperti Crawdaddy pada 1966 yang dieditori oleh Paul William dari California, yang kemudian menjadi sebuah majalah musik yang profesional. Pada tahun dan kota yang sama muncul zine Mojo Navigator yang dieditori oleh Greg Shaw, yang mana pada 1970 dia juga membuat zine Who Put The Bomp?

Pada 1970 terjadi perubahan besar dalam dunia zine. Pertama ialah kemajuan teknologi yang menghasilkan mesin fotokopi. Sebelumnya, apa yang disebut penerbitan yang independent sebenarnya masih bersifat dependen, para penerbit masih tergantung pada teknologi mesin cetak yang masih terbatas pada waktu itu, yang harganya cukup mahal dan memakan banyak waktu.Tapi dengan menggunakan mesin fotokopi, pembuatan dan penggandaan zine menjadi lebih mudah, cepat dan rapi hingga pembuatan media sendiri menjadi lebih mudah lagi.

Perubahan yang kedua adalah munculnya kultur punk, dimana punk menyumbangkan banyak hal kepada dunia fanzine, seperti jenis estetika baru, penuh dengan seni potong-tempel yang tidak mengindahkan hak cipta dan orisinalitas --dengan mengambil berbagai macam gambar atau tulisan dari berbagai sumber, menggabungkan-gabungkannya, terkadang mengubah atau merusak sama sekali makna aslinya. Juga, etos D.I.Y/Do It Yourself yang menekankan pada semangat kemandirian dan kerjasama, menolak untuk bergantung dengan struktur-sruktur yang ada bagaimanapun hasilnya nanti. Hingga profesionalitas pun makin terpinggirkan oleh etos D.I.Y tadi.

Akibat meledaknya punk dan munculnya mesin fotokopi, maka zine pun makin menjamur dimana-mana. Zine punk pertama lahir di London, pada 4 juli 1976 bersamaan dengan debut Ramones, yaitu Sniffin' Glue yang dieditori oleh Mark Perry. Lalu tahun selanjutnya baru muncul di Los Anggeles, yaitu Slash dan Flipside. Kemudian ada Maximum RocknRoll yang memulai eksistensinya dari sebuah acara underground di radio yang kemudian menjadi sebuah zine. Dan mulailah bermunculan zine-zine yang mengakar pada scene punk, seperti Punk Planet, Profane Existance, Slug And Lettuce, Heart Attack, dan banyak lagi lainnya.

Pada tahun 1982, Factsheet Five Zine terbit untuk pertama kalinya. Ini adalah sebuah zine yang membahas tentang zine, yang dieditori oleh Mike Gunderloy sampai ke edisi 44 (tahun 1991), yang kemudian dilanjutkan oleh Hudson Luce. Sistem manajemen dan sirkulasi distribusi yang baik membuat zine ini dijadikan sumber informasi bagi orang-orang yang ingin men- cari bacaan alter-natif di luar media-media mainstream.

Sekarang zine semakin berkembang dengan pesatnya. Bentuk-bentuk yang ada tidak lagi seperti diawal kelahiranya. Banyak juga zine yang kini lebih mirip majalah-mini dengan sentuhan personal. Banyak juga yang bersirkulasi lebih luas dan mulai dikelola secara profesional. Tapi hal yang tetap dipertahankan dari perkembangan yang ada adalah semangat diawal kelahirannya, sebagai media alternatif. Banyak juga zine yang berubah menjadi webzine diantaranya, Boingboing, Dead Sparrow, Noise Attack. Ada juga yang berbentuk e-zine. Zine-zine ini tidaklah lagi membutuhkan kertas dan tinta. Hal yang membedakan antara webzine dan e-zine adalah webzine berbasis website dan tampilannya hanya bisa dilihat di internet, sedangkan e-zine bisa di download dan dicopy sebagai file data.

Kategori zine
“Mereka menulis tentang seks, musik, politik, TV, film, kerja, makanan atau apapun lah. Mereka adalah para perusak daftar isi majalah yang baik, serta terobsesi oleh banyak obsesi. Mereka luar biasa, juga biasa saja. Mereka berisi keanehan-keanehan yang untungnya karena keanehan-keanehannya diluar sana makanya mereka lega.”-Chip Rowe-
Sebuah zine lahir dengan keragamannya masing-masing yang berangkat dari latar belakang kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari pembuatnya. Ada zine lahir bagi kebutuhan sebuah komunitas. Ada yang menjadi menjadi media komunikasi bagi mereka yang memiliki sedikit waktu untuk dapat berkomuni- kasi dengan banyak orang secara langsung. Ada zine yang menjadi media bagi ide-ide dari sebuah kelompok. Ada zine yang menjadi outlet bagi karya-kaya dari seorang ilustrator. Ada zine yang menjadi media pelampiasan emosinal. Ada zine yang menjadi tempat untuk membahas zine itu sendiri. Keragaman yang ada ini melahirkan berbagai kategori dalam zine untuk menjelaskan isi dari sebuah zine.
Fanzine, merupakan kategori zine yang paling besar dan paling tua sehingga banyak orang yang menganggap zine adalah fanzine. Fanzine adalah media yang merepresentasikan ketertarikan suatu komunitas terhadap suatu genre budaya. Ada beberapa sub kategori yang terdapat pada fanzine: 
  • Fiksi ilmiah dimulai pada tahun 1930-an, publikasi dari dan untuk penggemar fiksi ilmiah dan merupakan zine pertama. Walau sekarang jumlahnya sedikit namun eksistensinya merupakan yang paling solid dalam dunia zine. 
  • Musik, biasanya lebih fokus pada suatu band, individu musisi atau suatu genre tertentu. Kebanyakan zine ini adalah zine HC/PUNK. Zine ini jenis yang paling besar di dunia. 
  • Olah raga, tidak terlalu populer kecuali di Inggris dimana sepakbola merupakan kegemaran yang umum sehingga banyak zine tentang sepakbola dan tim favorit. Di Amerika zine olah raga yang umum adalah baseball, surfing, skateboard dan gulat bebas. 
  • Televisi dan film, memfokuskan diri pada entertainment yang populer maupun tidak. 
  • Game, populer pada era 90-an, sejak game dari Nintendo atau Sony merajai dunia video game. Biasanya terdapat review mengenai game baru dan tips permainan Sex, masalah seksual adalah sesuatu yang tak pernah disoroti secara terbuka, zine dalam kategori ini membahas mengenai dunia seputar seks.
Zine personal, zine sebagai diari personal yang terbuka bagi publik, berbagi catatan harian atau berbagi pendapat, pandangan pribadi atau pengalaman hidup.

Zine politik P besar, zine politis dengan menyatakan definisinya melalui definisi tradisional, seperti: Komunisme, Anarkisme, Sosialisme, Ekologisme, Feminisme, Queer dan sebagainya.

Zine politik P kecil, zine yang membahas masalah politis dalam segi kultural ataupun yang tidak mendefinisikan kategori politis tradisional- nya seperti dalam kategori Politik dengan 'P' besar.

Zine Artwork dan Komik, zine yang fokus utama zine-nya berupa komik atau berupa artwork.

Zine jaringan, zine yang berkonsentrasi pada review dan publikasi zine, music, seni rupa, dan segala kultur underground.

Zine horor dan ruang angkasa, zine yang berisi teori-teori konspirasi dan tema-tema seperti UFO, serial killer. Hampir seperti tabloid hanya lebih dalam pembahasannya .

Zine agama dan kepercayaan, zine yang fokus pada ketertarikan suatu agama atau hal spiritual. Termasuk paganisme, satanisme dan lain-lain.

Zine Literer, zine yang fokus utamanya berupa kumpulan cerita pendek atau puisi.

Banyak lagi kotegori-kategori yang ada dalam zine tapi hal ini bukanlah menjadi sebuah patokan untuk membuat sebuah zine. Setiap orang dapat membuat sebuah kategori baru dari sebuah zine sesuai dengan apa yang ada dalam zine yang ia buat.

Zine yang melahirkan kategorinya bukan kategori yang melahirkan zine

Zine di indonesia
Pada awalnya zine di Indonesia merupakan media komunikasi dalam komunitas-komunitas musik underground. Isinya hanyalah seputar musik underground, seperti: profil-profil band, rilisan-rilisan album, info-info acara, dan lain-lain.
Fanzine musik pertama terbit 1995 bernama Revograms Zine (Bandung), di editori oleh Dinan, vokalis Sonic Tormen. Tercatat sempat tiga kali terbit dan semua materinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional. Kemudian di tahun yang sama hadir Mindblast zine (Malang) yang diterbitkan oleh Afril dan Samack. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yang kini eksis di band crust-grind, Extreme Decay.
Tahun 1996 hadir Brainwashed zine (Jakarta). Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out secara kolase, dan diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin fotokopi. Pada edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band HC/PUNK dan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, pada 1997 Brainwashed sempat dicetak seperti majalah profesional dengan cover penuh warna. Brainwashed sempat hadir sampai edisi ke tujuh pada 1999 dan di dua edisi terakhirnya mulai memasukan hal-hal yang bersifat politis. Salah satunya adalah mengangkat profil Tan Malaka.
Perubahan Bentuk Fanzine
Pada 1998 menjadi awal dari fanzine musik di Indonesia mulai menemukan bentuk politisnya oleh penggemar HC/PUNK. Ini juga berkenaan dengan kondisi ekonomi dan politik saat itu. Runtuhnya kekuasaan rezim militeris Soeharto yang korup tidak hanya menyisakan krisis ekonomi moneter tetapi juga membuka ruang bagi banyak orang untuk mengkritisi kondisi yang ada, serta membawa berbagai ide-ide bagi perubahan dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan kultur HC/PUNK di Indonesia saat itu yang mulai menempatkan dirinya sebagai bagian dari budaya perlawanan.

                Menggunakan musik sebagai media bagi perlawanan, para penggemar HC/PUNK juga menempatkan zine yang mulai berkembang saat itu sebagai salah satu media alternatif lain untuk berbagi berbagai ide, informasi, seruan, dan hal lainnya yang tidak ataupun kurang mendapat tempat layak di media massa (mainstream). Banyak dari para penggemar HC/PUNK saat itu mulai memproduksi fanzine yang tidak hanya memuat hal-hal seputar musik, tapi juga hal-hal yang bersifat politis. Disaat media massa (mainstream) hanya berbicara kemauan pasar dan kekuasaan, zine memberikan otoritas penuh bagi para pembuatnya untuk berbagi banyak hal kepada banyak orang.

                Di antara media yang dibuat penggemar HC/PUNK saat itu, hadirnya Submissive Riot (Bandung). Tampil dengan artikel tentang anarkisme, anti fasis, seruan-seruan pemboikotan McDonald , dan berbagai hal politis lainya. Dalam setiap edisinya Submissive Riot diproduksi sekitar 30-40 eksemplar dengan format fotokopi-an yang berisi 4-8 halaman ukuran A5. Selain di Bandung, Submissive Riot juga didistribusikan ke berbagai kota, seperti: Jakarta, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Lampung, Medan, Pontianak, bahkan sampai ke Manado dan Ujung Pandang. Walau bentuknya saat itu masih berupa news letter, Submissive Riot mendorong berbagai komunitas HC/PUNK lainnya di berbagai daerah untuk memproduksi media serupa, seperti fanzine tapi yang mulai menemukan bentuk politisnya. Submissive Riot sempat hadir lebih dari sepuluh edisi.

                Lalu pada Agustus 1998 hadir edisi pertama dari Tigabelas zine (Bandung), tampil sebagai sebuah fanzine HC/PUNK yang tidak hanya mengangkat tema seputar musik tetapi hal lain juga diluar itu. Seperti memuat artikel tentang dasar-dasar anarkisme, animal liberation, artikel mengenai tokoh antara lain Mahatma Gandhi dan Wiji Thukul, tentang undang-undang yang menjamin kebebasan berpendapat. Didalam reviewnya juga tidak hanya berisi review soal musik tapi juga buku-buku seperti Pemikiran Karl Marx. Tigabelas zine sempat hadir dalam empat edisi.

                Selain itu ada URBAN singkatan dari Untuk Rakyat Bawah Tanah dan Punk Bergerak (Depok), pada awalnya fanzine ini diproduksi AFRA (sebuah grup aksi anti fasis dan rasis). Dalam setiap edisinya URBAN selalu tampil dengan sampul dan lay-out kolase. Diluar materi-materi tentang interview band, review rekaman, scene report, fanzine ini juga berisi seruan aksi, pernyataan sikap, artikel tentang anarkisme dan sosialisme, artikel tentang pekerja, artikel tentang media mainstream dan media alternatif. Beberapa edisi URBAN dan Punk Bergerak terbit tanpa interview band, review rekaman, scene report yang menjadi tipikal dari fanzine musik. URBAN hadir lebih dari tujuh belas edisi dan Punk Bergerak hadir lebih darisepuluh edisi.

                Tentunya banyak lagi fanzine musik lainnya yang tidak hanya membahas hal-hal seputar musik, tapi juga hal-hal yang politis. Perkembangan dari fanzine musik yang politis juga beriringan dengan munculnya zine-zine politik, diantaranya seperti Sayap Kolektif (Yogyakarta) yang mengangkat ide-ide sosialisme dan kebebasan. Terompet Rakyat (Yogyakarta) yang diterbikan oleh Taring Padi, dan didistribusikan secara gratis. Zine ini mengangkat tema tentang isu-isu demokrasi, disetiap edisinya selalu tampil dengan ilustrasi-ilustrasi propaganda.
Kemunculan Jenis-jenis Baru

Pada 2000-an selain semakin bertambahnya para pembuat zine, juga bertambahnya jenis-jenis zine yang ada, yang tidak hanya didominasi lagi oleh fanzine-fanzine musik atau juga zine-zine politik. Banyak kecenderungan-kecenderungan baru, seperti munculnya: zine personal, fanzine sport, zine seks, zine artwork dan komik.

                Diantara banyaknya zine-zine personal yang hadir, salah satunya adalah Senyum Manis. Zine ini berisi hal-hal yang menarik, seperti: catatan Memburu Pelangi, artikel tentang Bir, lelucon tentang beda anjing laut dan singa laut, artikel tentang Ran Tan Plan. Selanjutnya ada, Nama Saya Priska, zine ini selalu tampil menggunakan dialek anak-anak. Di salah satu edisinya Priska bercerita tentang kehidupannya bersama komik-komiknya, mulai dari Arad dan Maya, Tintin, Ramtamtam dan Kerikil, serta Kogaratsu. Selain itu juga ada, Setara Mata, zine ini yang membahas secara personal berbagai tema, seperti: feminisme, patriarki, gay dan lesbi, iklan, dan lain-lain.

                Kemudian untuk zine art dan komik di antaranya hadir Combro (Coretan Memberontak), zine ini yang berisi ilustrasi-ilustrasi propaganda anti kapitalisme, anti-fasis, pro-buruh, dan lain-lain. Zine komik yang sempat tampil saat itu ada Marjinal Komik, dua edisinya mengangkat tema tentang cinta dan juga tentang kehidupan mahasiswa. Sepeda Bagi Manusia, sebuah komik pendek tentang bagaimana sepeda menjadi kendaraan yang revolusioner.

                Untuk zine sex hadir antara lain, Cinderellatex yang mengangkat tema-tema tentang masalah BDSM. Dari masalah ide di balik perilaku seksual tersebut, review beberapa adegan sado-masokis terbaik dalam film, hingga sebuah cerita pendek erotis. Dan untuk fanzine sport hadir Vandal Border, zine ini mengangkat tema tentang skateboarding dan berbagai budaya yang mengikutinya.
Perkembangan Zine Saat Ini

Saat ini banyak zine yang kini diproduksi tidak hanya dengan format cetak, tetapi juga yang diproduksi dengan format PDF zine. Hal ini cukup membantu proses pendistribusian zine. PDF zine biasanya didistribusikan lewat email atau juga di up-load di berbagai website untuk bisa didownload secara gratis. Malah ada zine yang memang hanya diproduksi dalam bentuk PDF zine. Beberapa dari PDF zine ada yang dipersiapkan dalam dua versi: pertama adalah versi yang siap buat dicetak menggunakan printer, kedua versi yang memang khusus untuk dibaca didepan monitor.

                Kebanyakan dari zine-zine yang diproduksi dengan format PDF zine adalah zine yang di lay-out menggunakan teknologi komputer grafis. Zine yang berformat PDF zine, antara lain: Euphoria, Buta Warna (Bekasi), Kata zine (Jakarta), Bunpaisuru (Kediri), Hipster dan Unzivilized (Bandung), New Born Fire (Jogya), Anekdot (Palembang), Tipis (Palem- bang), Cinta Mati (Palembang).

                Selain itu adalah kemunculan webzine, di antaranya: Innergarden, Rock Is Not Dead, Dead Media FM, Indogrind (Jogja), Semarang On Fire, Dapur Letter, Death RockStar, Wasted Rockers , Jalur Bebas.

                Zine hari ini telah semakin berkembang pesat di kota-kota di Indonesia. Dengan bertambah banyaknya para pembuat zine, juga bertambah banyaknya jenis-jenis zine yang ada. Saat ini juga banyak hadir event-event tentang zine, seperti pameran zine, workshop zine.

                Kini zine hadir diberbagai tempat. Tidak hanya di dalam kebisingan, tapi juga ketenangan. Tidak hanya berisi propaganda-propaganda tapi juga curhatan-curhatan. Tidak hanya menjadi milik penggemar HC/PUNK tapi juga milik setiap orang. Zine terus lahir dan bergenerasi.

“Semoga dengan sedikit artikel tentang zine dapat memacu anda untuk memulai menulis, ungkapkan yang ingin anda ungkapkan, hanya pena dan kertas yang mungkin bisa membeberkan kemarahan, kekecewaan, dan ketakutan anda. Kadang pena mewakili isi hati anda lain dengan mulut yang mewakili kejaiman anda.”( 
STRAIGHT EDGE..Don’t Smoke, Don’t Drink, Don’t Do Drugs”

Straight Edge adalah sebuah paham positif yang muncul pada pertengahan tahun 80-an di Amerika Serikat dengan slogan “Don’t Smoke, Don’t Drink, Don’t Do Drugs”. Pergerakan Straight Edge muncul sebagai suatu bentuk keprihatinan terhadap situasi yang terjadi di dalam komunitas Punk Rock di Washington DC, Amerika Serikat yang pada saat itu semakin hanyut kedalam attitude negatif dengan slogan “No Future”. Gaya hidup tidak sehat yang dilakukan oleh Punk Rock-ers di Amerika Serikat yang dianggap sudah terdistorsi dan terstandarisasi membuat sekelompok Punk Rock-ers memilih gaya hidup yang berbeda dari tipikal counter culture lain.

                Istilah “Straight Edge” atau sXe yang menjadi identitas komunitas yang memilih untuk hidup dengan cara yang berbeda, berasal dari sebuah lagu anthem milik sebuah grup band Punk Rock Minor Threat yang kemudian menjadi influence bagi counter culture Punk Rock sampai sekarang. Lirik lagu tersebut mewakili banyak anak muda yang memang tidak tertarik untuk menjadi tipikal Punk Rock-ers saat itu. Pergerakan ini kemudian mulai meluas dan mendunia.
Pada perkembangan selanjutnya, pergerakan sXe menambahkan beberapa “norma” baru dalam paham sXe yaitu “Pro-Life, No Free Sex, Environmentalism, and Animal Rights”. Filosofi tambahan ini sering diwujudkan melalui vegetarianisme atau veganisme. Namun, masalah yang sering diangkat sebagai pendukung pergerakan ini adalah masalah animal rights.

Simbol “X”


Simbol “X” oleh seorang Straight Edge’r biasanya terdapat di punggung tangan. simbol tersebut adalah simbol gaya hidup Straight Edge secara umum. Ada juga yang dibuat dalam bentuk pin, kemudian t-shirt dan merchandise lainnya sebagai simbol propaganda Straight Edge. Sejarah awal simbol “X” di punggung tangan adalah ketika band Teen Idles tour ke San Francisco dan bermain di sebuah bar bernama Mabuhay Gardens. di Amerika Sebelum mereka pentas, pihak manajemen bar ternyata melarang Teen Idles pentas karena masih dibawah umur untuk masuk ke bar yang pada umumnya tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan minuman keras. Namun setelah bernegoisasi dengan pihak bar dengan panjang, akhirnya pihak manajemen bar tersebut memperbolehkan mereka pentas asalkan setiap personel yang dibawah umur diberi tanda “X” di punggung tangannya dengan spidol sebagai tanda dibawah umur dan dilarang mengkonsumsi alkohol. Simbol “X” tersebut juga adalah untuk memudahkan bar tender mengetahui mana yang minum mana yang tidak. Dari moment itulah akhirnya simbol “X” di punggung tangan menjadi simbol pergerakan Straight Edge.

PERKEMBANGAN STRAIGHT EDGE

Era Old School

Seiring perkembangannya, gaya hidup Straight Edge banyak di adaptasi oleh band-band lainnya seperti: 7 Seconds, SSD, Uniform Choice, Cause for Alarm. Band-band tersebut adalah band punk/hardcore yang berada di era “oldschool”. Band-band era “oldschool” lebih banyak berteriak tentang movement Straight Edge dibanding bernyanyi. Lagu mereka terdengar bak orang yang sedang orasi namun diiringi musik agresif dan cepat a la punk/hardcore. Ya, style seperti itu akhirnya menjadi ciri khas band punk/hardcore di era “oldschool”.

Era Youth Crew
Walaupun pada awalnya secara musikal, band-band Straight Edge terdengar tipikal, di pertengahan tahun 80′an musiknya mulai berkembang dan meluas sesuai dengan karakter band masing-masing. Era “Youth Crew” lahir ketika band-band punk/hardcore Straight Edge mulai menjamur dan akhirnya mereka memiliki kecenderungan untuk “bersatu” membuat movement dan media sendiri untuk menyebar luaskan gaya hidup Straight Edge. Namun bukan berarti mereka tidak manggung bersama band-band yang non-Straight Edge. Mereka justru lebih mengedepankan semangat persatuan. Ya, semacam komunitas yang lahir karena point of view yang sama: menyukai musik punk/hardcore sebagai bagian dari subkultur yang tercipta saat itu. Gorilla Biscuits, Judge, Bold, Youth of Today adalah salah satu band yang menonjol di era “Youth Crew”.

Era 2000′an
Seiring dengan jalannya waktu dan lahirnya band-band baru, cap negatif terhadap Straight Edge berangsur-angsur pulih. Komunitas dan band-band Straight Edge tahun 2000′an mempersatukan kembali kultur punk rock kepada kondisi awalnya yang lebih toleran terhadap komunitas dan band-band lain yang non-Straight Edge. Ya, scene Straight Edge mengalami pendewasaan. Mereka sudah berbaur di satu panggung dengan band-band yang non-Straight Edge. Mengingat Straight Edge adalah gaya hidup yang lebih ke personal choice. Band-band Straight Edge yang menonjol di era 2000′an diantaranya: Champion, Carry On, The Unseen, Good Clean Fun, Casey Jones, Trial, Have Heart, Verse, Down To Nothing, Throwdown, Allegiance, Cast Aside, Desperate Measures, Stop And Think, Mental, Betrayed, Shere Khan and Youth Attack.


                Ternyata seiring perkembangannya, Straight Edge mulai berkaitan juga dengan perihal pergerakan animal rights, vegan dan vegetarian. Youth Of Today adalah band yang paling “vokal” menyuarakan perihal animal rights, vegan dan vegetarian pada tahun 1988. Dalam lirik lagu “No More”, Ray Cappo vokalis Youth Of Today menekankan tentang pandangannya terhadap animal rights dan vegan: “Meat-eating, flesh-eating, think about it/ so callous this crime we commit”. Sampai akhirnya banyak band yang menyuarakan hal yang sama. Dan hampir semua band di akhir tahun 1980an di Amerika dan Kanada menyuarakan tentang animal rights dan animal cruelty. Namun bukan berarti juga bahwa seorang vegan/vegetarian itu adalah seorang Straight Edge, begitu juga sebaliknya. Menjadi vegan/vegetarian bukanlah sebuah keharusan di dalam gaya hidup Straight Edge. Vegan dan vegetarian hanya bagian dari perkembangan Straight Edge itu sendiri dan semua kembali kepada pilihan masing-masing.

                Disini juga perlu ditekankan kembali baha Straight Edge juga bukanlah sebuah agama. Straight Edge hanyalah sebuah motivasi hidup untuk tidak merusak diri sendiri dengan mengkonsumsi zat-zat yang dianggap berbahaya untuk diri sendiri. Dan penyikapannya kembali kepada kontrol individu.

                Di dalam perkembangannya juga, Straight Edge juga sempat “ternoda” dengan beberapa perilaku militan dari band Straight Edge itu sendiri. Dan band yang paling menonjol sikap hardline dan militannya adalah Earth Crisis. Setelah gaya hidup Straigth Edge sempat berkembang sampai ke perihal vegan/vegetarian pada akhir 80′an, di awal tahun 90′an bermunculan band-band yang mengadopsi paham serupa namun mereka cenderung lebih militan. Militan disini mereka minim toleransi terhadap non-Straight Edge dan berpotensi melakukan kekerasan. Mereka berpikir bahwa dengan metode movement yang hardline dan militan akan lebih efektif dalam mempromosikan hidup bersih. Padahal hal tersebut justru menjadi bomerang bagi mereka sendiri. Dan tentunya Straight Edge saat itu sempat tercoreng dan mulai menjadi bahan cemoohan di scene underground.

 
                 Saat ini Straight Edge tidak hanya berkutit di scene punk/hardcore, namun sudah meluas ke berbagai genre. Straight Edge kini sudah benar-benar di adaptasi sebagai gaya hidup. Seorang penggemar atau musisi r&b, pop, soul, ska, metal dll pun sudah bisa memegang gaya hidup Straight Edge. Walaupun demikian, yang paling diutamakan mereka harus tahu dari mana asal muasal gaya hidup Straight Edge itu lahir !! Straight Edge bukan sekedar trend style !!


Hardcore.. Unity and Respect
Hardcore  merupakan salah satu subgenre dari punk rock yang berasal dari Amerika Utara dan UK diakhir tahun 1970-an. Sound baru ini yang merupakan ciri khas musiknya secara umum yaitu: suara gitar yang lebih tebal, berat dan cepat dari musik punk rock awal.[1] Tipikal lagu biasanya sangat pendek, cepat dan keras, selalu membawakan lagu tentang politik, kebebasan berpendapat, kekerasan, pengasingan diri dari sosial, straight edge, perang  dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri.

Hardcore / hardcore punk itu asal muasalnya dari punk, jadi kalo ngomongin masalah sejarah hardcore ya gak bisa lepas dari sejarah punk. Band-band yang termasuk pelopor music hardcore seperti : D.O.A, Black Flag, The Germs, Teen Idles, Minor threat, Bad brains, The Freeze, dll  banyak di sebut di buku-buku, situs-situs, filem-filem  tentang sejarah Hardcore. Banyak yang bilang hardcore mulai di awal 80an. Saya kurang setuju, karna lebih tepatnya hardcore mulai populer/dikenal awal taun 80an. Black flag, the germs, dan banyak band-band sejenis lainnya sudah eksis dari taun 70an. Dari segi musik, hardcore itu bisa dibilang musik punk yang lebih cepat dan keras, seperti halnya punk adalah musik rock yang lebih kasar dan cepat.

                Mengenai istilah hardcore sendiri, Band asal vancouver dengan nama D.O.A punya andil besar karna ada tulisan HARDCORE di album mereka, "hardcore '81" dan tentu saja medialah yang berperan besar. Contoh: jaman itu (80an), media menggambarkan musik black flag dan bad brains adalah hardcore, dan kita tau bahwa hardcore itu berkonotasi porno (media melihat banyak gambar seksual di album black flag. Awal sampai pertengahan 80an adalah masa kejayaan oldskool hardcore dimana banyak band2 bermunculan dari setiap sudut kota. Di kala itu, hardcore adalah sesuatu yang fresh dan baru, ditambah lagi masa itu adalah masa kejayaan reagan dengan sistem reaganomicnya yang terkenal. Reagan adalah musuh bagi kaum liberal, minoritas, kaum menengah kebawah dan hardcore. Dampaknya adalah, banyak band-band hardcore bernyanyi menentang reagan. Banyak lagu hardcore yang ditujukan untuk menentang reagan, diantaranya dari band2 seperti Reagan Youth, D.O.A, Dead Kennedys dan masi banyak lagi.

Musik punk inggris 70an seperti sham 69, the clash, the rezillos dll, ditambah musik punk amerika 70an seperti ramones, germs, stooges dan lainnya adalah tipikal influensi untuk band2 hardcore amerika generasi pertama.Maka dari itu, beberapa band hardcore amerika (terutama dominan di New York) mengadaptasi budaya skinhead inggris, karna mereka banyak mendengarkan musik2 dari sham 69, angelic upstart, the business dan lainnya.Skinhead amerika berbusana seperti skinhead inggris dengan doc mart dan pala plontos, dan juga berpegang teguh terhadap prinsip patriotisme, tapi dari segi musik, musik yang dimainkan para skinhead amerika adalah hardcore, karna mereka lebih memilih memainkan musik hardcore yang lebih keras dan kencang daripada musik skinhead inggris. Band skinhead hardcore amerika yang menonjol diantaranya adalah AGNOSTIC FRONT, MURPHY's LAW, CRO-MAGS.

                Kalau punk inggris 70an punya pogo dan punk dancing, hardcore menciptakan slamdancing dan beberapa tarian lainnya seperti stagediving, yang
diadaptasikan dari tarian rusuh punk. Tarian-tarian inilah yang akhirnya jadi seragam serentak buat moshing, bahkan diadaptasi oleh scene-scene lainnya diluar gigs hardcore.

D.I.Y. (Do It Yourself) pada mulanya, belum ada perdebatan tentang major label dan sebangsanya. Selain di Punk D.I.Y. berkembang di hardcore,karena keterbatasan oknum untuk menolong. Yang peduli tentang scene, band dan orang-orang di dalamnya ya komunitas itu sendiri. Gak ada sponsor untuk biayain acara, gak ada label besar yang mau mengkontrak music-musik keras seperti itu. Jadinya? acara bikin sendiri, flyer2 disebarluaskan sendiri, musik bikin sendiri, label bikin sendiri, tour bikin sendiri. Dan ketika semua ini berhasil, D.I.Y. menjadi sebuah filosofi panutan bagi para hardcore kids di jaman itu. Intinya, hardcore pada awalnya bukan untuk duit. Kalau untuk duit, banyak band-band generasi pertama yang akan berhenti setelah beberapa minggu, karna musik hardcore pada awalnya tidak pasaran dan gak akan ngebuat personilnya kaya. Ketika hardcore mulai merambah sukses, banyak label2 major tertarik dan sponsor-sponsor bermunculan, dan perdebatan pun dimulai, antara D.I.Y. vs Mainstream.

Tahun 86 sampai akhir 80an adalah masa-masa perluasan hardcore, atau banyak yang bilang, masa berakhirnya kejayaan oldskool hardcore. Karna di masa ini, gak hanya banyak orang-orang penting di scene hardcore meninggal, atau beranjak tua dan pergi dari hardcore, atau menikah dan pindah, dll. Tapi banyak band-band yang bubar dan banyak band-band yang merambah ke genre musik lain. Black flag, dead kennedys, minor threat, ikon2 hardcore generasi awal berjatuhan. Ian McKaye beralih ke fugazi, post hardcore lahir, TSOL dan circle jerks berkiblat jadi metal, beastie boys berkiblat ke rap, bad brains melambat dan makin reggae, Husker Du dan beberapa band lainnya masuk major label, indie rock metal dan new wave berjaya menelan hardcore, terlalu banyak kekerasan di gigs hardcore terutama New York, LA dan Boston, crossover, thrashcore dan perluasan HC pun bermunculan dengan band2 seperti VOID, SUICIDAL TENDENCIES, D.R.I., dll.

Perkembangan Hardcore di Indonesia

                Musik Hardcore sudah eksis di Indonesia pada tahun akhir 1980-an. Dengan fenomena yang ada menyebabkan sebagian dari punker mulai melahirkan scene-scene hardcore punk. Sehingga musik hardcore di Indonesia sangat kental dengan warna punk.
Dikarenakan masih sangat sedikitnya scene hardcorepada masa itu maka scene terbagi menjadi dua kaum, yaitu kaum individu yang lebih suka menikmati musik Hardcore dengan sosialisasi yang secukupnya dan kaum yang sangat suka bersosialisasi (membaur dengan komunitas punk). Hal ini terjadi sampai sekitar pertengahan tahun 90-an. Tahun 90-an bisa dibilang tahun musik Hardcore di Indonesia dan puncaknya pada akhir tahun 1990 ditandai dengan mulainya pertunjukan-pertunjukan di berbagai tempat menampilkan 100% band hardcore (yang sebelumnya selalu mencampur dengan band punk) dan kemudian musik hardcore mulai membaur dengan melodicore.

                Dengan semakin banyaknya band hardcore bersamaan pula munculnya records D.I.Y yang menyalurkan kreatifitas band seperti pinball records dan ffgrecords. Di Indonesia kota Jakarta adalah kota yang memiliki banyak band hardcore. Band Hardcore Jakarta antara lain adalah Anti Septic, Triple X, Straight Answer, Dirty Edge, Popcorn, Sugesti X, Secret Agent. Depok juga memiliki DC crew: Thinking Straight dan juga band-band depok lainnya yang mayoritas mengusung oldschool hardcore punk.

                Sampai sekarang hardcore semakin berkembang di Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar banyak bermunculan band-band hardcore. Di kota kecil seperti Temanggung mulai bermunculan band-band hardcore. Sebut saja Conflict 60 yang termasuk band yang sudah cukup lama, disusul oleh NEVER RETURN, KELABANGTIKAM, HATREDPROJECT, SUFFERING, DIE FOR SOMETHING yang tergabung dalam East Mandiri Street Crew. Juga masih ada STRAIGTH BLOOD, FIGHT IT OUT dan DEADBEAT.

Hardcore itu sebuah pilihan hidup yang tidak mengakui sistem yang berlaku di masyarakat. Hardcore itu berdasar dari sikap kemandirian (D.I.Y), dan kebersamaan (unity : dalam artian kita saling menolong antar teman/komunitas) dimana kebebasan adalah sesuatu yang bisa diciptakan setiap hari. Hardcore itu luas, tidak sempit, dan tidak tertulis (dalam arti gak ada patokan hardcore harus ini dan itu!! ).

PUNK.. Do It Yourself

Sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan We Can Do It Ourselves. Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Mungkin saat ini Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai Punk.

Gaya Hidup Dan Idiologi Punk
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur ngatur , hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Keduanya, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap terhadap kejamnya dunia.
Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri.
Gaya hidup PUNK  ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk pada saat ini mulai mengembangkan proyek “jor-joran” yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Perkembangan Punk di Indonesia
Berbekal etika DIY (Do It Yourself), beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatto. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Perkembangan Punk di Temanggung
Punk mulai merambah dan dikenal oleh kalangan muda di kota temanggng sekitar tahun 1996, tapi pada saat itu punk hanya sekedar musik dan punk pada waktu itu dianggap sebagai perusuh, vandalis atau lebih cenderung ke gangster. Seiring berjalannya waktu, informasi akan life style punk sedikit demi sedikit mulai merubah pandangan komunitas punk di kota ini bahwa punk bukanlah sekedar music, gangster dan vandalisme, akan tetapi punk lebih ke gaya hidup. Dan mulailah mereka membuat tongkrongan yang kemudian di kenal dengan scene, berawal dari sebuah gang kecil perkampungan kumuh di dekat pasar kliwon Temanggung tempat biasa mereka berkumpul. kemudian untuk kenyamanan mereka berkumpul bertukar cerita bercengkrama dan bernyanyi bersama, akhirnya mereka memilih pertokoan sub terminal angkot yang biasa di sebut plaza untuk tempat tongkrongan mereka. Kemudian di tahun 1997 mereka mulai beramai-ramai membikin band yang ter- influence dari band-band luar seperti Ramones, Rancid dan Sex Pistol, yang pada waktu itu kasetnya hanya bisa mereka dapatkan di toko-toko kaset kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Kemudian mereka mulai keluar dan bergabung dengan komunitas-komunitas punk di kota lain sekitar Temanggung seperti Magelang, Muntilan, Semarang, Yogyakarta, dan kota lainya hanya untuk sekedar bertukar pikiran, merekam kaset tape baik band lokal maupun band-band luar yang belum di jual di distro-distro ataupun di toko-toko kaset dan untuk lebih mengetahui perkembangan scene-scene punk di kota tersebut.
Kemudian di tahun 1998 sebagian dari mereka mulai serius membentuk sebuah band yang akhirnya mereka sepakat menamainya stroom accu, yang pada waktu itu ter-influence oleh band luar seperti  The Casualties, Ramones, The Exploited dan juga band-band punk local dari Yogyakarta, bandung, malang, dan Jakarta. Seiring berjalanya waktu selain stroom accu mulailah mereka membentuk band-band lain seperti Strict Turbulence, Still Suck, Gymnastic Riot, Psycho Therapy, Hollow Error, Total Resistence, Dead War dan lain sebagainya. Kemudian di tahun 1999 komunitas punk temanggung membuat gigs yang pertama yang diberi judul Punk Rock Party, dalam gigs ini selain menampilkan band-band punk local juga di ramaikan oleh band-band punk dari luar kota seperti Magelang, Muntilan, dan Yogyakarta. Hingga sekarang komunitas punk di Temanggung sudah berkali-kali membikin gigs di antaranya Temanggung bersatu, Mohican in the City dan lain-lain. sampai saat ini dari tahun 1996 mereka sudah sering berganti-ganti tempat tongkrongan setelah dari Plaza mereka pindah ke depan bank BCA, CEMARA 3 dan yang terakhir hingga sampai saat ini komunitas punk Temanggung terbagi menjadi beberapa scene ada yang di Tugu Jam sebelah timur pasar kliwon Temanggung, alun-alun, Forum bejat depan pegadaian dan yang di Parakan mereka biasa nongkrong di Galeh depan RSK Parakan. Mungkin itu yang bisa penulis sampaikan tentang sedikit sejarah awal berkembangnya komunitas punk di Temanggung dari tahun 1996 hingga sampai saat ini.


VANDALISME PUBLIK AKAN ANARCHY

Vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa Vandal, pada zaman Romawi Kuno, yang budayanya antara lain:perusakan yang kejam dan penistaan segalanya yang indah atau terpuji. Tindakan yang termasuk di dalam vandalisme lainnya adalah perusakan kriminal, pencacatan, grafiti, dan hal-hal lainnya yang mengganggu mata..
Anarchy adalah sebuah paham yang anti system dengan kepemerintahannya yang selalu mengeluarkan rezim dan tiraninya kepada rakyatnya.
                Ada dua mispersepsi yang timbul dalam pengertian anarki. Hal tersebut pada dasarnya timbul dari dua pengkategori, yang berarti ada dua kategori dalam 2 kumpulan yang berada dalam tataran kehidupan sosial. Satu bagian datang dari persepsi kaum kiri (leftists), kemudian yang satunya timbul dari persepsi massa, dan berarti segala sesuatu yang berdasar massa, massa itu sendiri, media massa dan seterusnya.
Hingga hari ini anarki seringkali disalahartikan sebagai suatu kerusuhan yang tidak bertanggung-jawab (chaos). Anarki seringkali dipersepsikan sebagai sesuatu yang salah pada tataran wilayah massa, maka yang terjadi dengan persepsi massa tentang anarki seringkali menjadi mispersepsi. Anarki merupakan momok yang menjadi penyakit pada persepsi massa yang meliputi kehidupan massa tersebut. Kesemerawutan informasi menjadi horor tersendiri yang menghantui dan mendiami dasar persepsi tentang anarki pada massa. Pola massa juga cenderung terlalu percaya pada apa yang diberitakan media massa. Media massa sendiri juga, seperti yang kita ketahui, melakukan pemberitaan yang benar-benar banal tentang anarki, bahkan lebih dari itu - menampilkan anarki sebagai sesuatu yang sangat kejam dan tak beraturan.
Persepsi tentang anarki seringkali diartikan menjadi ideologi - anarkisme oleh para kaum kiri (leftists). Jika persepsi tentang anarki menjadi -isme, yang terjadi adalah hanya pengkategorian melalui segi kebahasaan saja. Anarki sekadar menjadi teori-teori dan formula-formula dalam perpolitikan, pun anarki akan menjadi persepsi yang memunyai sejarah dan tercetus dari segelintir tokoh yang kemudian dilabeli anarkis. Jika diartikan sebagai anarkisme, anarki bisa menjadi sesuatu yang hirarkis dan cenderung absolut dan ortodoks, sementara sebenarnya anarki bisa timbul pada diri siapa saja, di mana saja dan kapan saja, sehingga anarki tidaklah terpaku pada ide-ide yang ada dalam ke -isme -an saja.
Anarki adalah sesuatu yang sederhana seperti halnya bekerjasama dengan berbagai pihak, di mana setiap pihak berdaulat atas dirinya sendiri. Anarki merupakan kehidupan sehari-hari - bukan sesuatu yang terpola di dalam kehidupan. Anarki diterapkan oleh lingkar-lingkar pertemanan di mana-mana, tinggal kemudian bagaimana kita dapat memperluas relasi antar manusia yang anarkis. Anarki terjadi ketika orang-orang berada dalam suatu perkemahan atau ketika sekelompok orang memberikan makanan gratis tanpa embel-embel amal kepada orang-orang lapar - lalu bagaimana kemudian kita dapat memperluas interaksi seperti itu di mana pun. Berarti juga anarki tidak memiliki latar kesejarahan yang harus dijadikan bahan dasar atau patokan untuk kemudian dipelajari dan dilakukan.. 

Punk dan Anarkisme
Anarko-punk
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
Sebagai penutup dari tulisan ini, mungkin baik kiranya jika kita mulai kembali membaca, entah dengan teknis apapun! Sehingga jika kawan-kawan kelak menjadi pembaca berita, jurnalis, cendekia handal, seniman, polisi atau bahkan politisi,  tidak keliru menafsirkan sehingga berujung pada statement yang salah!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar